Tuhan...
kau tidak adil. Kau selalu memberiku rasa sedih dan sakit hati ini. Aku lelah
Tuhan... rasanya aku ingin marah dengan apa yang terjadi dihidupku. Tapi aku
tau, aku tak punya hak untuk itu. Aku lelah Tuhan... lelah dengan apa yang
telah kuterima. Aku lelah dengan skenario ini. Aku bahkan tidak merasa aku kuat
menghabiskan cerita ini hingga ending yang entah bagaimana akan tiba. Ah, aku
hanya ingin merubah skenario kehidupan ini. Aku hanya ingin merasakan apa yang
ingin ku rasakan. Mendapatkan apa yang aku inginkan.
-Apa
yang salah? Kenapa harus marah dengan skenario yang telah dibuat Tuhan?
Tuhan....
Kenapa aku yang harus menerima semua ini? Kenapa aku yang harus menderita?
Tidakkah kau berikan saja kesedihan ini kepada orang lain diluar sana. Aku
jenuh dengan kesedihanku. Hambar rasanya saat kesedihan ini terus melanda tanpa
henti. Haruskah aku yang menerima ketidak sukaan hati? Tidakkah ada orang lain
yang mungkin sering bahagia lalu merasakan sedih ini sesekali, Tuhan?
-Kenapa
saat sedih harus bertanya “Kenapa aku?” kepada Tuhan? Apa saat senangpun
bertanya “Kenapa aku?” pada Tuhan?
Aku lelah.
Aku jenuh. Aku menyerah dengan rasa sedih. Aku ingin bahagia. Aku ingin
tertawa. Tak lagi menangis. Aku ingin senang.... sepanjang hari. Sepanjang
hayat. Tanpa henti. Tanpa celah. Bahkan aku rela jika bibir ini tak berhenti
melengkung keatas dengan mantapnya. Aku hanya sudah merasa cukup dengan
kesedihan sedu yang sudah pernah dan bahkan terlalu sering kurasakan. Bahkan
rasanya, aku hampir merasa asing dengan ketidak hadiran kesedihan dihari-hariku.
-Kenapa
merasa tak terima dengan rasa sedih? Bukankah senang dan sedih itu diciptakan
satu paket?
1 komentar:
I think your blog is great for readers and thank you for your blog
poker88
Post a Comment